Kamis, 17 Desember 2009

The Curious Case of Benjamin Button


The Curious Case of Benjamin Button



Diangkat dari kisah pendek memukau milik penulis hebat dan ternama Amerika, F. Scott. Fitzgerald yang juga menulis The Great Gatsby, The Curious Case of Benjamin Button mengisahkan perjalanan hidup luar biasa dari seseorang yang dilahirkan dengan keistimewaan seumur hidupnya, Benjamin Button (Brad Pitt). Lahir di masa-masa sulit AS dari seorang Ayah pengusaha pemilik pabrik pembuat kancing Button’s Button’s. Tidak seperti kebanyakan bayi-bayi normal pada umumnya, Benjamin bukanlah seorang bayi mungil yang lucu dan menggemaskan. Kematian ibunya setelah melahirkannya, menambah daftar tragis dari kehadiran bayi ini ke dunia, juga tak lama kemudian terjadi hal paling menyakitkan dari semua yakni penolakan ayahnya terhadapnya. Benjamin Button bayi dilahirkan dalam keadaan fisik seperti seorang manula dengan kulit yang keriput dan kendur. Siapapun mungkin alan berpikir bahwa ia telah kena kutuk.
Segera setelah dilahirkan Benjamin langsung dibuang oleh ayahnya yang putus asa sekaligus shock, Thomas Button (Jason Fleyming), dan diletakkan di tangga teras sebuah panti Jompo. Queenie (Taraji P. Henson), salah satu pengurus di rumah jompo awalnya terkejut saat melihatnya, namun karena insting keibuan serta kasih sayangnya yang besar maka ia mengangkat Benjamin sebagai anaknya tanpa syarat. Queenie merawat Benjamin dengan penuh kesabaran dan cinta, Benjamin memanggilnya Mama. Ia diterima dengan sangat baik oleh para penghuni panti yang seluruhnya adalah para lansia yang mengganggapnya tidak jauh berbeda dengan mereka.
Dia tumbuh dengan mempelajari hal-hal baru, hampir normal layaknya anak-anak seusianya; bertambah tinggi, tumbuh rambut dan gigi, serta semakin mandiri meskipun fisik yang menipu mengatakan kalau ia adalah pria renta. Benjamin belajar bagaimana caranya makan, minum, bicara, berjalan, bermain piano bersama para lansia sahabatnya Tahap pertumbuhan Benjamin berbalik arah dari kebanyakan manusia normal. Secara fisik ia berkembang dengan menjadi semakin muda. Kemudian ia bertemu dengan Daisy Fuller yang cantik dan periang (Cate Blanchett), cucu salah seorang penghuni di rumah jompo tempatnya tinggal. Mereka menjadi teman baik dan berbagi banyak hal sebagaimana anak-anak pada umumnya.
Waktu membawa Benjamin remaja bertemu dengan Thomas Button yang tidak lain adalah ayahnya. Saat itu Thomas belum siap memberitahu anak laki-laki itu tentang siapa dirinya dan lebih memilih menjadi salah satu teman bagi putranya. Tak lama berselang Benjamin merasa bahwa ia telah cukup siap untuk bekerja, pergi meninggalkan rumah tempat ia dibesarkan dan berkelana mengarungi samudra bersama seorang kapten sebuah kapal yang juga adalah temannya. Sebelum berpisah Daisy memberitahu bahwa Benjamin harus selalu mengiriminya kartu pos di manapun ia berada dan apapun yang terjadi.
Lama kemudian Benjamin kembali bertemu dengan Thomas yang telah tua dan sakit-sakitan. Pria itu memperlihatkan pada Benjamin rumah serta pabrik pembuat kancingnya, menceritakan tentang sejarah keluarganya setelah memberitahu Benjamin bahwa ia adalah ayah yang telah membuangnya sebelum meminta maaf. Thomas mewariskan semua kekayaannya kepada Benjamin setelah ia meninggal dalam perawatan putranya. Tak lama berselang Benjamin harus pergi lagi untuk mengejar petualangan.
Bertahun-tahun kemudian ia kembali, semakin tinggi, tegap, tampan, dan dengan kerutan yang jauh sangat berkurang. Daisy juga semakin dewasa, dan telah menjadi seorang balerina yang memesona. Selama bertahun-tahun, Daisy telah menjadi cinta pertama sekaligus cinta terakhir bagi Benjamin. Namun terkadang segala sesuatu tidak persis seperti yang kita bayangkan. Seiring kedewasaan maka merekapun memiliki kehidupan masing-masing. Daisy menikmati hidup glamor dari profesinya di dunia balet, ia juga memiliki seorang kekasih.
Suatu hari Benjamin mendapatkan telepon yang mengabarkan bahwa Daisy mengalami kecelakaan yang parah. Sebuah mobil telah menabrak orang yang paling ia cintai. Walau akhirnya Daisy sudah dapat berjalan kembali secara normal, kecelakaan itu menyebabkannya takkan pernah bisa meneruskan karir dengan menari balet, sebaik apapun kesembuhannya dan sekuat apapun ia berlatih. Dalam keputusasaan, Benjamin selalu menjadi orang pertama tempat Daisy kembali dan menemukan cinta.
Beberapa tahun hidup bersama akhirnya bayi Caroline hadir ke dunia mereka. Ia begitu cantik dan normal, sesuatu yang jauh dari bayangan Benjamin bahwa bayinya akan seperti dirinya. Di saat yang sama ini menjadikan Benjamin bimbang, ia khawatir takkan mampu menjadi ayah yang bisa merawat, menjaga, serta membesarkan Caroline dengan baik. Meskipun Daisy telah berusaha mencegahnya sekuat tenaga, Benjamin tetap memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka serta berpesan pada Daisy agar mencari ayah pengganti yang sangat normal bagi Caroline. Ia pergi berkelana hingga ke India, mengirimkan begitu banyak kartu ucapan selamat penuh pesan di setiap ulang tahun Caroline yang disembunyikan Daisy hingga putrinya dewasa. Tigabelas tahun menjelang, Benjamin pulang untuk mengetahui kabar Daisy dan melihat putrinya yang telah tumbuh remaja. Sesuai harapan Benjamin, Daisy menikah dengan seorang pria baik bernama Robert, yang mencintainya dan mencintai putrinya.
Tahun-tahun setelah Robert meninggal, Daisy mendapat telepon mengenai keberadaan Benjamin yang ditemukan oleh petugas pengawas kesejahteraan anak-anak New Orleans. Selama beberapa waktu Benjamin tinggal di bawah reruntuhan sebuah rumah dengan kesehatan yang sangat buruk. Ia tak lagi ingat siapa dirinya, orang-orang yang telah dikenalnya, atau di mana ia berada. Secara umur Benjamin semakin tua walau secara fisik semakin muda, Daisy menemukan Benjamin remaja yang tak ingat pernah mengenalnya. Tak ada yang mampu bertahan selamanya kecuali Tuhan. Waktu terus berjalan membawakan nampan ketakberdayaan pada Benjamin yang fisiknya berubah menjadi anak-anak, Daisy membawanya pulang ke rumah dan menghabiskan hari demi hari untuk merawat Benjamin bagaikan seorang ibu, hingga akhirnya Benjamin pergi dalam pelukannya sebagai seorang bayi. Bagaimanapun juga Benjamin adalah manusia, ia dapat lari dari apapun juga tapi waktu akan selalu berjalan mengiringinya.


***
Jelas sekali F. Scott Fitzgerald telah menulis sebuah kisah yang jenius dan luar biasa. Ia mencoba membawa kita untuk melihat sisi lain perjalanan dan pengalaman hidup manusia seperti Benjamin yang melihat hidupnya dari sudut pandang keistimewaan fisik. Ia membuat kita memahami bahwa mereka yang memiliki kekurangan secara fisik. Tapi bahasa tetaplah bahasa, ia adalah suatu sebutan verbal, di luar itu mereka sama normalnya seperti manusia layaknya. Punya kehidupan, punya cinta, punya cita-cita, punya ketakutan, punya semangat, dan punya cerita yang sama menyentuhnya seperti orang lain. Benjamin yang optimis di saat yang sama juga dapat anda temukan sebagai seorang pesimis. Benjamin yang dalam ketenangannya menyembunyikan banyak hal.
Menggunakan alur maju mundur walaupun tidak terlalu kentara. Anda akan tersentuh dengan cara film ini dinaratori oleh Brad pitt sebagai Benjamin. Ia juga mengisi suara Benjamin muda dan Benjamin tua sendiri, memukau bagaimana Tuan Pitt berhasil melakukannya sehingga terdengar begitu alami. Para bintang lain juga bermain sangat hebat. Dalam wawancara dengan Oprah Whinfrey pada tahun 2008, Blanchett membenarkan bahwa dia khusus mempelajari balet secara serius untuk perannya sebagai Daisy. Sedangkan Henson berhasil memukau Fincher tanpa audisi apapun sebagai Queenie.
David Fincher sang sutradara yang perfeksionis telah berhasil menterjemahkan naskah ini ke dalam bentuk film dengan sangat baik (Gak bisa ngasih komen lebih besar dari ini). Visual efek yang diciptakan untuk menghasilkan tokoh Benjamin yang persis seperti imajinasi Fitzgerald digarap secara serius, hampir sempurna. Latar belakang tempat dan waktu juga tidak kalah, mampu menangkap secara tepat setiap hal yang berhubungan dengan perubahan di tiap era seperti kondisi, fashion, tekhnologi, bangunan, dan lain-lain, dimulai dari dekade tahun duapuluhan, sampai terakhir di tahun duaribuan. Betapa Benjamin hidup menembus berbagai perubahan zaman.
Kalau anda menonton kaset aslinya, ada bonus track behind the scene dari film ini yang akan memberitahu anda apapun selama proses penggarapan. Jadi saran penulis; beli yang asli atau kalau tak mampu/mau beli, pergi ke rental film resmi seperti saya , bisa juga menonton gratis dengan berlangganan TV kabel yang menyediakan channel HBO seperti teman saya dan tunggu kapan filmnya ditayangkan lagi :P, karena film ini sudah sangat kelewat masa bioskopnya. Anda yang menyukai film drama dan belum pernah nonton TCCOBB tidak akan menyesal memasukkan judul ini dalam daftar film yang pernah anda tonton.

***** Bintang lima karena sangat memukau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar