Minggu, 24 Oktober 2010

Healing Yourself by being Grateful

HEALING YOURSELF BY BEING GRATEFUL

(MENYEMBUHKAN DIRI SENDIRI DENGAN BERSYUKUR)

Faal tubuh kita menciptakan penyakit untuk memberi umpan balik kepada kita, untuk memberitahu kita bahwa ada ketidakseimbangan sudut pandang, atau bahwa kita tidak cukup mencintai dan bersyukur. Jadi, tanda dan gejala tubuh bukanlah sesuatu yang buruk.

DR. John Demartini - The secret

DR. Demartini dalam buku The Secret mengatakan pada kita bahwa cinta dan syukur akan melarutkan semua negativitas dalam hidup, terlepas dari apapun bentuk yang telah menjadi perwujudannya. Cinta dan syukur dapat membelah lautan, memindahkan gunung, dan menciptakan keajaiban. Dan cinta serta syukur dapat melarutkan semua penyakit.

Merintis karir sebagai seorang pekerja honorer sepertinya terdengar mudah, tapi jika itu diiringi dengan menghabiskan sepertiga harimu berada di jalan maka cukup melelahkan. Sahabat setiaku saat bekerja adalah sepeda motor tua yang dulu juga dipakai ayahku. Pergi ke sekolah tempatku mengajar ataupun ke tempat mengajar di sore hari, aku selalu naik sepeda motor. Dan sebagai satu-satunya wanita yang tersisa di rumah, aku mengambil alih beberapa tanggung jawab (terutama tanggung jawab mental) mendiang ibuku. Aku mengerjakan hampir semua pekerjaan rumah seorang perempuan (kecuali mencuci pakaian, aku hanya mencuci pakaianku sendiri), semua ini membuat kejang otot-otot tubuhku.

Sampai pagi itu tiba. Seperti biasa, setelah menghabiskan malam dengan tidur yang sama sekali tidak nyenyak, aku bangun di pagi harinya dengan rasa sakit di dada atasku (bukan payudara). Rasanya sangat tidak nyaman, seperti ada sesuatu yang menusuk-nusuk dan tak mau hilang. Seminggu, dua minggu berlalu. Aku memutuskan melakukan pijat tradisional karena ku pikir hanyalah karena kelelahan. Bukannya hilang, sakitnya malah bertambah parah. Pijatan itu membuat punggungku merah-merah dan ototku makin kaku. Meskipun demikian, aku mengabaikannya dan melewati hari-hariku sebagaimana biasa, dan jelas rasa itu tidak akan hilang hanya dengan pendekatan pengabaian. Sakitnya meningkat selama beberapa hari (namun tak ku rasakan ada benjolan). Lalu pikiran-pikiran negatif mulai bermunculan di kepalaku. Semuanya berhubungan dengan kanker. Seperti banyak wanita pada umumnya, kata “kanker” adalah momok. Tapi tidak pernah ada riwayat kanker payudara dalam keluargaku. Atau mungkin aku harus mengeceknya lagi, mungkin aku harus bertanya pada anggota keluargaku yang lain. Namun alih-alih bicara atau berkonsultasi, ketakutan membuatku memilih diam.

Aku tahu, ini kedengarannya bodoh. Aku mencoba untuk menunggu, siapa tahu akan ada perubahan setelah satu bulan. Jika tidak maka aku akan bicara pada ayahku. Usaha untuk membuat diriku merasa lebih baik adalah dengan mengobati sendiri. Aku mengoleskan balsam otot sebelum berangkat kerja, sebelum tidur, setelah mandi dan setiap beberapa jam sekali (sepertinya agak konyol). Aku juga berusaha memijitnya sendiri dan ini agak sia-sia. Pada waktu itu pikiranku terbagi antara membuang semua perasaan negatif dan memasukkan kembali semua perasaan negatif yang sama sepanjang waktu. Semua itu menjadikanku lebih banyak diam serta kehilangan nafsu makan. Pola tidurku yang sudah buruk semakin buruk. Mungkin aku hanya benar-benar tidur selama beberapa jam saja di malam hari karena seringkali aku harus terbangun sebab terlalu khawatir. Namun dalam hatiku sepenuhnya percaya, ini akan berlalu setelah satu bulan.

Juni 2009, merasa tertekan dan depresi, dalam kondisi tubuh yang tidak fit, aku memutuskan untuk menghabiskan akhir pekan bersama dua sahabatku di kota tetangga, Nina dan Erline. Aku senang akhirnya setelah beberapa minggu bisa mulai tertawa lepas lagi. Kami menonton DVD, tertawa, mengobrol, makan banyak cemilan, tertawa lagi, menggosip, window shopping di mall, lalu lagi-lagi tertawa, kami sungguh-sungguh bersenang-senang. Dan menghabiskan waktu bersama orang-orang yang menyayangimu sungguh berguna, ini bisa membawa pencerahan dan membuatmu lebih positif.

Sesaat sebelum aku lulus kuliah, aku pernah menonton program Oprah Whimfrey (acara favoritku) yang mengenalkanku pada buku The Secret oleh Rhonda Byrne. The Sevret mengajarkan tentang kekuatan hukum tarik menarik dalam kehidupan. Dan sahabatku, Sam, yang memiliki buku itu membuatku yakin kalau aku harus membelinya (aku bahkan punya versi videonya). Di dalam buku The Secret ada satu bab tentang Rahasia Kesehatan. Meskipun aku telah selesai membaca buku dan menonton videonya berulang-ulang, serta meyakinkan diriku sepenuh hati bahwa aku percaya pada apa yang diajarkan oleh buku itu, aku takkan benar-benar mengerti sampai aku melakukan yang disarankan. Buku ini memberitahu kita tentang kekuatan pikiran dan bagaimana kita dapat memanfaatkannya untuk meraih berbagai tujuan positif, dan inilah saatnya bagiku membuat pembuktian.

Sebagai seorang muslim, shalat lima kali dalam sehari adalah kewajiban. Sejak SMU, yang selalu kulakukan setelah shalat adalah melakukan sujud syukur sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan atas segala hal yang Ia berikan (seseorang mengajarkanku melakukan ini). Ada yang bilang ini adalah amalan agar rejeki selalu lancar dan macam-macam lagi. Setelah menunaikan shalat ashar yang agak terlambat karena aku, Erline, dan Nina terlalu lama di Mall (astaghfirullah), entah kenapa, tiba-tiba aku merasa terdorong untuk menambah daftar rasa syukurku yang perlu ku sampaikan pada Tuhan. Maka aku melakukannya. Dengan penuh kesungguhan dan rasa pasrah, aku menyentuh dada kanan atasku yang sakit sambil mengucapkan, “Terima kasih Allah, untuk kesembuhan ini”, sebelum melakukan sujud syukur. Pagi esoknya adalah keajaiban besar bagiku. Ketika bangun tidur, rasa sakit yang selama satu bulan lebih ku rasakan tiba-tiba hilang begitu saja. Berkali-kali aku mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa ini mungkin hanya sebentar, tapi rasa sakit itu tak pernah kembali. Ini hebat dan luar biasa! Aku hampir tak percaya, tapi ini benar. Rasanya tak pernah aku merasa sesehat ini. Allah berfirman “Mintalah padaku, niscaya akan Ku kabulkan”, atau juga nasihat dari satu buku spiritual yang pernah ku baca yang menyarankan agar selalu berbaik sangka kepada Tuhan. Aku mendengarkan saran itu dan mencoba berbaik sangka kepada Tuhan, aku juga menyerahkan segalanya padaNya, berharap Allah akan mengasihani diriku, serta terus menanamkan keyakinan kalau semuanya akan baik-baik saja. Dan janji Allah itu benar.

Apakah kau tahu, bahwa aku juga melakukan hal yang sama pada penyakit Magg yang lama ku derita. Sebelumnya, setiap kali sakit Magg datang, sindromku adalah pusing, pucat, keringat dingin, dan yang pasti sakit lambung serta nyeri yang membuatku tak bisa bangun. Aku harus selalu makan tepat waktu, dan menghindari begitu banyak pantangan yang seringkali ku langgar. Terlambat makan di satu hari bermakna akan menderita berhari-hari.

Pasca Ramadhan tahun 2009, aku merasakan sensasi tidak nyaman pada ulu hatiku. Lalu pikirku, kenapa tidak ku lakukan hal sama seperti yang pernah ku lakukan pada sakitku dulu. Maka aku menuruti nasihat untuk melakukan puasa yang konon baik untuk menyembuhkan Magg. Namun selain itu, diiringi juga dengan sujud syukur yang daftarnya ditambah dengan berkata, “Terima kasih Tuhan atas kesehatan yang baik dan kesembuhan total dari sakit Maggnya” (aku masih melakukannya sampai sekarang).

Satu bulan, masih belum terasa. Bagaimanapun juga aku tetap yakin bahwa ini pasti berhasil dalam waktu cepat atau lambat. Aku benar-benar pasrah waktu itu dan Allah mengabulkan doaku lagi. Waktu berlalu menjadi dua bulan, tiga bulan, enam bulan, hingga sekarang hampir satu tahun. Aku sangat bersyukur tak pernah lagi mendapat serangan Magg yang berarti. Makan terlambat kini bukanlah momok mengerikan seperti dulu. Meskipun demikian, aku tetap berusaha makan dengan baik, mengurangi masakan pedas, terlalu masam, bermerica hitam, juga membatasi sambal kacang dalam gado-gado atau sate. Aku memakan mereka hanya jika sedang sangat ingin saja (dalam porsi sedikit). Saranku juga adalah buat dirimu bahagia dengan mengontrol emosi, dan hindari merasa dongkol pada apa saja, serta mengurangi hal-hal yang bisa membuatmu stress (biasanya kalau sedang dongkol aku bawa menyanyi). Aku pribadi melepaskan jadwal mengajar soreku (sebelumnya terlalu banyak jam terbang membuatku agak tertekan). Bukan berarti aku menghindari uang, tapi bagiku ini adalah saatnya mengerti apa yang menjadi prioritas dan memfokuskan diri pada tujuan utamaku (menurut buku Life Lesson tujuan utama boleh besar atau kecil) yang membuatku merasa senang dan aku pribadi memilih untuk memiliki lebih banyak waktu berlatih menulis, membaca, menonton film yang ku sukai (Hollywood/Bollywood), dan bersama dengan orang-orang yang ku sayangi (kenali, apa tujuan yang sangat ingin kau lakukan lalu fokuskan, dan buat dirimu senyaman mungkin selama itu bukan hal yang buruk). Mungkin akan ada beberapa orang yang kurang memahami keputusanmu atau tindakan tertentumu, tapi abaikan (Igorkar kata orang India :P). Alhamdulillah, sekarang aku merasa jauh lebih bahagia. Ustad Danu bilang, emosi tidak sehat itu sahabatnya penyakit Magg dan berbagai penyakit lainnya. Merubah pola pikirmu bukan berarti tidak ada ikhtiar fisik kan? Kau harus tetap bersyukur pada Tuhan setiap hari sembari menghindari pemicunya. Aku sekarang menyingkirkan obat Magg dari daftar obat cadangan di dalam tas ku yang biasanya selalu ada. Subhanallah!

Oh ya, sakit pada dada kanan atasku Alhamdulillah bukan sesuatu seperti yang kutakutkan. Itu cuma masalah kelenjar otot karena aku menggunakan tangan kananku terlalu keras untuk beragam pekerjaan. Aku hanya perlu menghindari kegiatan yang bisa membuatku kelelahan. Bagusnya, tangan kiriku kini diberdayakan dengan sedikit lebih baik.

Bagiku, sakit membantuku memahami tentang cinta dan kasih sayang Tuhan. Selama satu bulan saat mengalami masalah kelenjar yang ku kira adalah kanker, aku belajar untuk mengembangkan pikiran positif bahwa apapun yang terjadi, itu karena Allah amat menyayangiku dan ingin hatiku selalu berada dekat denganNya. Pikiran gelapku memikirkan tindakan seperti mastektomi radikal yang terasa mengerikan, tapi Allah mengisi hatiku dengan suara kecil indah yang berbunyi “Jika Ia ingin itu terjadi, maka aku akan siap” (waktu itu aku sering menangis sendirian). Dan sakit itu mengajarkan padaku bahwa aku perlu mengingatNya lebih sering lagi, belajar untuk lebih bersyukur, mencintai, dan memaafkan.

Sejak saat itu aku selalu percaya bahwa cinta Tuhan itu sangat luas dan tak berbatas (orang-orang yang pernah sangat putus asa lalu bangkit pasti tahu rasanya). Bahwa rahmatnya turun kepada siapa saja dan Ia lebih-lebih mencintai orang-orang yang beriman kepadaNya. Aku sepenuhnya meyakini kalau tak ada yang namanya kemarahan dalam diri Tuhan. Sebagai seorang muslim (meskipun aku bukan orang yang beribadah dengan sempurna), mempercayai sifat-sifat Tuhan yang tercermin dalam nama-namaNya (Asmaul Husna) adalah suatu keharusan. Dan aku membaca, semua nama itu memiliki makna yang sangat baik dan begitu indah. Maka tak pantas rasanya jika dalam nama Tuhan, manusia melakukan hal-hal yang melukai manusia lainnya ataupun dirinya sendiri. Maka setiap hal yang terjadi di dunia adalah karena kasih sayangNya, begitupun juga yang terjadi pada diriku. Allah mencintai kedamaian dan cinta.

Sekarang aku juga melakukannya untuk mencapai tujuanku yang lain. Cita-cita. Dalam sujud syukurku, aku belajar melihat hidupku sekarang sebagai gelas yang setengah penuh. Terkadang pikiranku juga masih dihinggapi banyak pikiran negatif, tapi berdoa dan berprasangka baik pada Tuhan bisa membantu menjagaku tetap fokus pada setiap tujuan. Ini bukan tentang besar kecilnya sakit yang diderita, atau besar kecilnya yang kita minta, tapi ini adalah tentang membuat pikiran yang tepat dan mendapatkan perasaan yang tepat pula. Mungkin kau juga harus mencobanya. Pikirkan hal-hal positif yang kau inginkan. Lalu mintalah itu pada Tuhan. Yakin pada-Nya dan dirimu sendiri. Beberapa hal mungkin hanya memerlukan waktu sangat sebentar untuk terwujud, sementara lainnya perlu berhari-hari, dan ada juga yang memerlukan waktu jauh lebih lama lagi. Tapi cepat atau lambat, keajaiban akan selalu datang, terkadang tanpa kau menyadarinya dan di saat yang paling tidak terduga. Ingat! Cinta Allah itu luas, yang lainnya IGORKAR! J

Notes:

* Seringkali serangan Magg muncul bukan karena telat makan atau mengkonsumsi pantangan, tapi terjadi sebab keadaan mental atau emosi yang sedang sangat tidak bagus (ini terjadi padaku).

* (Jika kau Muslim) Rasanya tak apa kalau kita punya surah favorit dari Al- Quran untuk mengiburmu setiap saat. Surah favoritku adalah Adh Dhuhaa dan Alam Nasyrah. Apa surah favoritmu?

* Mungkin kamu perlu membaca buku; The Secret, Chicken Soup for the Woman’s Soul (were you a woman)/ Golden Soul/teenage’s soul/mother’s soul/writer’s soul,etc, Life Lesson, atau buku-buku spiritual/motivasi lainnya.


Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Demi waktu matahari sepenggalahan naik, Dan demi malam apabila Telah sunyi (gelap), Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu[1581]. Dan Sesungguhnya hari Kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)[1582]. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. Bukankah dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu? Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung[1583], lalu dia memberikan petunjuk. Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu dia memberikan kecukupan. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.

***

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Bukankah kami Telah melapangkan untukmu dadamu?, Dan kami Telah menghilangkan daripadamu bebanmu, Yang memberatkan punggungmu[1584]? Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu[1585], Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain[1586], Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.