-PART ONE-(Let's Watch Bollywood (Yuk, Nonton Film Bollywood!!) are partnership projects (proyek bersama) which are written by Erlina Sari Arza and Nurul Sutarmaji), and posted in Nurul Sutarmaji’s blog, http//:nurulloveseyewitness.blogspot.com, and also in our facebook’s note.Banyak orang yang masih rada-rada males nonton film India. Alasannya norak lah, kampungan, atau jambu. Kalo denger kata Bollywood biasanya suka bilang; “Bollywood???, pelem India yach?, h.m.m.m, *@#$%, ZzZzzZzzz…, gimana ya??” gitu dech. And yang suka terbayang adalah adegan berlarian di taman, hujan-hujanan, berguling di rerumputan, tuan Thakur, sampe inspektur polisi korup yang perutnya gendut. Hehee… bahkan dulu ada teman kami yang bilang kalo ada dua sindrom yang bakalan dialami para bintang filmnya yaitu; masuk angin atawa gatel-gatel since mereka kan suka banget tuch ujan-ujanan, angina-anginan, plus gulang-guling di rumput. Xixixiii…. Erline bahkan menganalisis kalo ada tiga ciri utama film Bollywood jaman dulu (sebenernya sampe sekarang juga masih ada kok!) : taman bunga, hujan, and inspektur polisi. Wekwekwkwk…
Padahal gejala-gejala film jelek bisa terjadi sama semua film dari negara mana aja, n mostly people males nonton film Bollywood coz cuman gengsi. Kamu boleh jadi gak suka lagu and tariannya, tapi bagus ato gaknya tema dari sebuah film Bollywood absolutely gak bergantung sama lagu ato musik di dalamnya. Eventhough gak disukai, nyanyi and nari sudah jadi trade mark Bollywood. Kayak pori2 di kulit wajah kita. Kalo kelewat gede kita gak seneng kan (bikin jelek), tapi juga gak bisa diilangin. Kalo dibuang gimana donkz, kulit kita kan juga perlu bernapas (bener gak nich??) :P. Ada juga sih film2 Bollywood yang kadang ceritanya standar tapi penggarapan musiknya patut diacungin jempol (yach macam liat penyanyi rap berpenampilan paling uaneh nyanyi gitu lah!,hehee... Peace). Bisa jadi kayak orang jatuh cintrong, ada yang suka bilang “fisik itu relatif”. Nah, nonton film gitu juga khann??? Masing2 orang punya standarnya sendiri buat bilang film ini bagus or film itu jelek. H.m.m.f.f.h, baiklah (back to the real topic). Ada pula film Bollywood yang pake musik cuman buat latarnya doank, tanpa ada aksi nyanyi secara lipsink kayak umumnya. Contohnya ada film Kaal, Kabul Express, dan My Name is Khan. Sebagai tiga besar negara penghasil film terbanyak di dunia bersama dengan AS dan Hongkong, India dengan Bollywoodnya seperti juga Hollywood hampir punya semua film, mulai dari film jelek sampai bagus.
Di tahun 90an Bollywood terkenal sama banyak filmnya yang kebanyakan berbau action, tapi kayaknya image yang dibuat sama filmnya om Shah Rukh Khan dan tante Kajol Devgan yakni Kuch-kuch Hota Hai yang amat popular ke seluruh dunia, bikin banyak orang mulai berpikir lagi soal arah tema-tema film Bollywood. Dulu genre paling popular yakni action atau action-drama, tapi sekarang rada pindah haluan ke pure-drama (bukan berarti tema actionnya gak ada loh ya?). Beberapa film berbau action tetep dibuat tapi udah jauh lebih bagus, contohnya ada film Koi Mill Gaya dan Krriss yang dibalut sama bumbu science-fiction. Atau ada juga film Ghajini yang bisa nambah pengetahuan kita soal ilmu psikologi (meskipun mungkin masih belum sehebat garapan Hollywood). Namun banyak orang sekarang lebih mengenal Bollywood dengan film2 bergenre drama. Salah satu yang dulu terkenal itu Monsoon Wedding sekitar tahun 2002. Menurut laporan VOA (Voice of America) film ini bahkan bikin antrian panjang di bioskop-bioskop di sana dan waktu itu banyak orang Amerika yang bela-belain nonton film ini dua kali saking sukanya.
Film-film Bollywood bahkan banyak yang nembus ajang-ajang penghargaan internasional kayak Cannes, Berlin Film Festival, BAFTA, Asian Movie Award, de el el. Film Lagaan yang dimainkan sama Om Aamir Khan pernah masuk nominasi film berbahasa asing terbaik OSCAR 1999 meskipun kalah sama film Brazilnya Om Chris Colombus yang judulnya Ye Tu Mama Tambien. Baru tahun 2008 lalu, film Slum Dog Millionaire menangin OSCAR sebagai film berbahasa asing terbaik. Dan tahun ini om Shah Rukh Khan kita tersayang main di salah satu film terkeren 2010 “My Name is Khan”.
Bollywood punya keunikan dalam karakteristik tiap-tiap sutradara, produser, aktor/aktris, penata musik, koreografer, sampai penata kostum. Ada sutradara yang lebih kental banget sama genre film tegang kayak horor atau action, ada juga sutradara film-film drama, plus komedi rakyat. Film-film tertentu kental banget sama ciri pop etnic atau alternative yang dimiliki penata musik yang berbeda. Kostum juga sama, masing-masing penata kostum lain gayanya! Nah, sebenarnya seringkali yang paling kentara itu asal rumah produksi yang mempengaruhi gimana tampilan filmnya ntar.
Film bagus terkadang gak selalu seiring sama segi komersialitas loh! Bollywood khususnya juga banyak punya film-film bagus yang kurang komersil alias gak terlalu sukses di pasaran. Banyak film Bollywood yang secara komersil sukses tapi dianggap kritikus jelek dan cuma berlindung dibalik lagu-lagunya yang bagus, modal syuting di luar negeri, atau aktor/aktrisnya yang terkenal. Tapi yang jelas banyak banget film Bollywood yang temanya bagus, gambarnya luar biasa, bintangnya keren dan sukses secara komersil.
Berikut beberapa film Bollywood yang pernah kami tonton yang di urut secara random. Resensinya dibuat mulai dari film yang dianggap masuk kategori lumayan bagus, bagus, sampai bagus banget plus ada juga kategori layak tonton. Genrenya tentu aja gak berurutan ya! Beberapa informasi ada yang berdasarkan resensi resmi and sisanya berdasarkan pengamatan pribadi kami sendiri (Jadi kalo menurut kamu rada ngaco harap maklum ya :p. baru belajar jadi pengamat film amatir!). Buat kamu yang emang udah Hobi Bollywood macam kami, mudahan ini bisa nambah pengetahuan kamu. And buat kamu yang baru nonton sedikit atau gak pernah nonton Bollywood sama sekali, semoga ini bisa jadi acuan untuk kamu mulai milih judul-judul film Bollywoodnya. Untuk semua orang, Hope You Like It!!
(Jangan lupa kritik and sarannya posting lewat coment box ya! Sampaikan kritik yang sopan dan membangun, hehee..).
3 Idiots (Three Idiots)Pernah gak sich kamu bener-bener ngerasa udah mengenal seseorang dengan begitu baik dan netapin dia sebagai sahabat sejati, tapi waktu malah membuktikan kalo kamu sepenuhnya salah. Farhan Qureshi (R. Madhavan) gak pernah nyangka kalo pertemuannya sama Raju Rastogi (Sharman Joshi) dan Ranchoddas Shamaldas Canchad (Aamir Khan) bakal ngerubah hidupnya selamanya. Ini cerita tentang suka duka sewaktu kuliah, cerita yang natural dan amat menyentuh tentang persahabatan, mendengarkan kata hati dan menjadi diri sendiri. Gini nich kehidupan mahasiswa kelas menengah dan bawah yang sebenarnya. Tentang Farhan yang obsesi aslinya jadi fotografer alam liar dan berusaha bikin bokapnya ngerti, Raju yang dibebani tanggung jawab jadi orang sukses and kaya demi menikahkan kakak perempuannya, dan Rancho, si jenius nyentrik yang kehidupan pribadinya sangat misterius sampai akhir. Ada juga kisah tentang permusuhan mahasiswa sama dosen killernya yakni DR Virus, plus persaingan tidak sehat antara 3 idiots sama mahasiswa kesayangan sang DR, Chatur Ramalingam (Om).
Meskipun ini adalah film yang amat menyentuh, banyak adegan lucu yang ditampilkan karena genrenya yang drama komedi, terutama di peringatan hari guru pas Chatur membacakan pidatonya yang diplesetkan. Tampilan gambarnya juga unik. Contohnya, untuk mendapat kesan kuat tentang kondisi ekonomi keluarga Rastogi yang mengenaskan, setting film ini dibikin hitam putih layaknya tahun 50an. Lagu-lagunya meskipun gak terlalu komersil dengan aliran musik di film-film India sekarang tapi bagus-bagus. Film yang membuat kita bertanya-tanya sampai akhir tentang bagaimana dan siapa itu Rancho yang sebenarnya. Kisahnya tragis bukan lantaran ditinggal mati atau kawin kekasih, tapi tragis coz terkadang hidup itu butuh banyak pengorbanan. Yang bisa bikin nangis adalah adegan di rumah sakit waktu ayahnya Raju sekarat, pas ayahnya Farhan finally ngasih izin jadi fotografer, waktu Raju akhirnya berhasil dapat pekerjaan sebagai peneliti, pas DR Virus ngasih Virus-pen sama Rancho, and sewaktu teman2nya tahu siapa Rancho sebenarnya. 3 idiots sepenuhnya berlokasi syuting di New Delhi, Shimla, dan Ladhak. Shimla dan Ladhak termasuk daerah tujuan wisata di India and emang tempat yang bagus banget. Ngapain kan jauh-jauh syuting ke luar negeri kalo di dalam negeri aja banyak yang bagus. Ini kayaknya jadi moto rumah produksi Vidhu Vinod Chopra Production dan sang sutradara Raj Kumar Hirani. Dijamin nonton film ini MEMUASKAN! Film ini wajib, harus and layak banget buat di tonton. Delapan jempol kami deh!
Kuch kuch Hota HaiIni nich yang ngasih pengaruh besar sama arus genre film-film Bollywood di masanya. Kayaknya orang-orang yang gak pernah nonton film ini pasti tau judulnya. Film ini pure drama banget. Dimainkan sama Shah Rukh Khan (Raj), Kajol (Anjali), Rani Mukherji (Tina), and Salman Khan bhai (Rohit) sebagai cameonya. Bertema persahabatan dua mahasiswa yakni Raj si flamboyan dan Anjali si tomboy. Dua sahabat ini gak pernah sadar kalo ada cinta di antara mereka sampai akhirnya datang orang ketiga yaitu Tina. Waktu Anjali patah hati dan mutusin buat pergi selamanya, ini bikin Raj sadar kalo Anjali itu cinta sejatinya. Meskipun begitu dia gak bisa narik lagi keputusannya dan ninggalin Tina. Sampai akhirnya mereka ketemu lagi beberapa tahun kemudian setelah kematian Tina dalam situasi yang rada rumit coz Anjali udah punya tunangan yakni Rohit.
Film ini disutradarai sama Om Karan Johar di tahun 1999. Dia termasuk sutradara spesialis film drama. Kuch kuch Hota hai adalah debut pertamanya yang langsung mendapat sambutan luar biasa dan sukses di banyak negara. Film ini juga melambungkan nama Shah Rukh Khan sebagai the King Khan di jajaran aktor film papan atas India seperti Amitabh Bachan plus melejitkan nama Karan Johar sebagai sutradara. Gambar-gambarnya banyak didominasi sama warna-warna cerah. Lagu-lagunya juga bagus-bagus dan tetap dikenang banyak penggemarnya sampai sekarang. Kostum untuk film Kuch kuch Hota Hai disponsori sama Polo sport dan kostum etnicnya dibuat khusus sama mbak Manish Malhotra yang terkenal sama rancangan baju etnic indianya yang modern dan elegan. Kuch kuch Hota Hai diproduksi oleh Yash Raj production.
Dil Chahta HaiDil Chahta Hai diproduksi oleh Javed Akhtar dan Chandan Sidhwani pada tahun 2001 and disutradarai sama Farhan Akhtar. Tentang persahabatan tiga cowok yaitu Siddhart Sinha (Akshay Khanna), Akash Malhotra (Aamir Khan), dan Sameer (Saif Ali Khan) yang masing-masingnya punya karakter sangat berbeda. Sid yang tenang dan misterius secara diam-diam jatuh cinta sama Tara Jaswal, janda yang umurnya lebih tua limabelas tahun darinya. Akash yang sifatnya kurang serius membuat kesalahan dengan meremehkan perasaan Sid. Persahabatan mereka retak mulai saat itu. Sebelum berpisah Sid bilang kalo suatu hari Akash bakal jatuh cinta juga dan dia bakal merasakan sakit waktu kisah cintanya gak sesuai sama harapannya. Akash gak pernah percaya sama kata-kata ini sampai dia ketemu Priya (Preity Zinta) yang cantik dan memukau. Film ini diakhiri tanpa ada adegan maksa.
Meskipun berbau drama cinta-cintaan, film ini sebenarnya ngajak kita fokus sama sisi psikologis tiap-tiap karakternya. Bagaimana kepribadian mereka mempengaruhi hubungan sosial dan cara mereka menjalani hidup. Dil Chahta Hai punya kemasan yang bisa dibilang totally different sama film-film drama Bollywood lainnya. Gak banyak adegan over akting atau nuansa yang berlebihan, semuanya dibuat senatural mungkin. Nonton Dil Chahta Hai serasa kayak nonton film western drama. Musiknya digarap apik banget, secara Om Javed Akhtar menulis liriknya and Shankar-Ehsaan-Loy yang menggarap musiknya, dan mereka adalah para musisi terbaik India. Dijamin deh, gak bakal nyesel nonton film yang bikin Akshay Khanna dapat Indian Movie Award sebagai peran pembantu terbaik ini! Bagus banget!
Slum Dog MillionaireHei heei.. Kehidupan Jamal Malik (Dev Patel) berubah sewaktu dia ikut kuis Who Wants to be a Millionaire. Si anak biasa yang tumbuh di jalanan dan bahkan gak pernah mengecap pendidikan tinggi ini mengherankan orang dengan berhasil menjawab semua pertanyaan yang diajukan dan melewati babak demi babak dengan mulus. Hostnya yang licik, Prem (Anil Kapoor) meminta penyelidikan polisi untuk mencari celah kemungkinan kalo Jamal udah berbuat curang. Penyelidikan polisi yang keras ini membawa kita melihat sisi kehidupan Jamal dari kecil sampai dewasa yang secara langsung atau tidak langsung memberinya peluang menjawab tiap pertanyaan. Dibumbui kisah cinta segi tiga antara Jamal, Salim (Madhur Mittal), dan Latika (Freida Pinto), bikin film ini benar-benar mengharukan dan penuh pelajaran berharga.
Mengambil setting kehidupan masyarakat India kelas bawah di Mumbay secara natural dan mendetail bikin film ini layak dapat acungan dua jempol tangan plus dua jempol kaki. Hahaa… Gak ada adegan tarian dan nyanyian yang berlebihan kecuali pas adegan terakhir. Film yang sarat makna kehidupan. Ngajak kita ngelihat sisi asli masyarakat kelas bawah India yang sebenarnya. Mulai dari peredaran narkoba, perdagangan dan perbudakan perempuan dan anak, sampai kejahatan kecil lain yang dekat sama kehidupan masyarakat kelas bawah. Sayangnya, kenapa sutradara film sebagus ini ternyata malah bukan orang India tapi Danny Boyle, seorang sutradara film asal AS. Slumdog Millionaire di produseri oleh Christian Cholson dan musiknya digarap seorang musisi kenamaan India, A. R. Rahman. Very very the best lah! Wajib di tonton..
My Name is KhanRizwan Khan (Shah Rukh Khan), seorang penderita sindrom asperger pergi ke AS untuk tinggal bersama sang adik sepeninggal ibunya. Kecerdasan akhirnya mendorong Rizwan jadi sales kosmetik yang bikin dia ketemu sama Mandira (Kajol Devgan), janda beranak satu and langsung jatuh cinta meskipun ditentang sama adeknya Rizwan, (Jimmy Shergill). Tapi kebahagiaan pernikahannya gak berlangsung lama, semuanya diuji sama kejadian 11 September. Layaknya warga muslim lainnya waktu itu, keluarga Rizwan Khan juga banyak dapat diskriminasi and intimidasi. Adik iparnya dilecehkan jilbabnya dan putra tirinya, Sameer, meninggal coz dianiaya. Tragedi yang terjadi sama keluarganya mendorong Rizwan melakukan perjalanan luar biasa dan menyentuh saat berkeliling AS buat nemuin presiden AS supaya dia bisa bilang kalo namanya adalah Khan and dia bukan teroris.
Dikemas dengan nuansa Bollywood-Hollywood bikin film Karan Johar yang satu ini special banget. Film yang ngajak kita untuk mencintai sesama, banyak toleransi, and ngeliat perbedaan sebagai hal yang bisa menyatukan. Personally, penulis berpendapat kalo film ini banyak ngingetin kita tentang Tuhan yang selalu Maha Penyayang yang membenci kekerasan dalam penyelesaian masalah. Mengharukan banget gimana Rizwan yang dalam keterbatasan tetep inget shalat and mau membantu sesama. Setiap angle yang diambil di film ini excellent, musiknya juga bagus. Nonton film menyentuh ini jadi obat kangen buat para penggemar pasangan Shah Rukh Khan-Kajol, secara, mereka terakhir bareng di film Kabhi Kushi Kabhi Gham.
Billu BarberIhhh.. asik kali ya kalo punya sahabat yang terkenal banget macam Shah Rukh Khan dan pengen syuting di kampung halaman. Ini bikin kita mendadak jadi makhluk paling penting sekampung. Tapi Billu (Irrfan Khan) kok gak gitu? Dia malah kewalahan coz semua orang sekarang ngotot pada nitip salam lewat dia buat Sahir Khan (Shah Rukh Khan) si aktor Bollywood terkenal. Belum lagi ibu kepala sekolah anak-anaknya yang minta supaya Billu nelpon SRK buat ngundang ke acara ultah sekolah alias penyamaran dari acara penggalangan dana. Dia bener-bener gak tahu harus gimana. Persahabatan dia sama SRK kan udah dulu banget waktu mereka masih anak-anak. Sekarang yang ada, Billu minder setengah mati mau menghubungi sang SRK coz pernah dimarahin sama asisten SRKnya waktu nyoba nelpon. Akhirnya semua orang di kampung plus anak-anak dan istrinya (Lara Dutta) nolak bicara sama dia and nuduh kalo Billu cuma pembual. Padahal siapa coba yang membual? Orang dia cuman diam aja kok! Semua ini gara-gara mulut si istri yang ember, pake ngomong-ngomong segala kalo suaminya dulu temenan sama SRK. Berabe kan??
Priyadarshan emang sutradara yang jago menterjemahkan naturalisme kehidupan masyarakat India ke dalam film komedi sarkastik penuh pesan. Lucu banget gimana tren gaya rambut SRK menyebar di desa Budbudha lewat salon rambutnya Billu and pas orang sekampung pada nonton syuting filmnya sampe naik-naik atap rumah n pohon segala, plus ada acara jatuh dari pohon secara masal bisa bikin ngakak. Tema and judul film2 Priyadarshan seringkali sederhana banget kayak film Billu Barber, Hungama, Hulchul, dll. Meskipun begitu, Priyadarshan masuk hitungan sutradara yang selalu sukses. Rumor bilang kalo dulu aktris yang bakal jadi istrinya Billu itu Amisha Patel, tapi Priyadarshan nolak dengan bilang sama om Shah Rukh kalo Lara Dutta jauh lebih cocok. Hasilnya, penggambaran yang alami banget. Ini termasuk dalam daftar film wajib tonton coz selain lucu, film ini juga sarat makna.
Kaho Naa Pyaar HaiSonia (Amisha Patel) si anak orang kaya jatuh cinta sama Rohit (Hrithik Roshan) yang notabene orang biasa. Jelas lah, cinta mereka gak dapat restu. Bokap Sonia (Anupam Kher) berusaha keras buat misahin mereka. Suatu hari pas Rohit hampir berhasil jadi penyanyi sukses, tiba-tiba dia kecelakaan dan meninggal. Sonia yang patah hati pergi ke Selandia Baru, berharap bisa melupakan Rohit. Tapi justru malah bertemu dengan Raj yang wajahnya terlampau mirip sama Rohit (jelas lah, yang meranin itu2 juga, mas Hrithik, hehee). Raj langsung jatuh cinta, tapi Sonia menolak coz masih inget sama Rohit. Penasaran karena ditolak, Raj berusaha mencari tahu kenapa and ngikutin Sonia ke India. Akhirnya dia malah menemukan fakta kalo sebenarnya Rohit dibunuh alih-alih dapat kecelakaan.
Film ini disutradarai sama Rakesh Roshan, bokapnya Hrithik. Film ini juga langsung melambungkan nama Hrithik and Amisha sebagai pendatang baru. Bisa dibilang rada nepotisme coz isu father and son, tapi filmnya sukses luar biasa. Nepotisme udah biasa di Bolyywood, tapi oke2 aja kan kalo gak ngerugiin orang lain. Banyak angle and musik yang digarap apik di film Kaho Naa Pyaar Hai, antara lain indahnya pantai Pipi di Thailand and pemandangan alam New Zealand. Ada rumor lain yang bilang kalo pariwisata New Zealand terangkat coz film ini.
Bhool BhulaiyaaSiddarth yang keturunan ningrat pulang ke kampung halamannya di India dari Amerika dengan membawa istrinya, Avni. Itu bikin kaget keluarganya yang punya niat jodohin dia sama salah satu sepupu angkatnya, Radha. Namun seiring kepulangan itu, peristiwa2 aneh yang memang udah jadi legenda keluarga lebih sering terjadi. Keluarga bangsawan Narayanpuri percaya kalo di masa lalu salah satu rajanya pernah membunuh kekasih dari seorang penari wanita Bengali yang menghibur di istana. Penari yang sakit hati lantas bunuh diri setelah gagal membalas dendam sama raja and arwahnya dianggap gentayangan. Ada satu ruangan di istana yang tabu untuk dibuka. Avni yang penasaran ngotot pengen buka ruangan itu, dan sejak itu ada macam2 kesialan yang datang. Orang rumah nganggap ini akibat olah Siddarth dan Avni yang ngeremehin mitos itu, sementara Siddarth malah menuduh kalau itu gara2 Radha yang cemburu. Siddarth bahkan meyakinkan semua orang yang terpengaruh kalo Radha punya kelainan mental alias psikopat. Teman Siddarth, seorang psikiater nyentrik yang namanya Aditya lalu dipanggil buat ngobatin Radha. Setelah menyelidiki Radha, Aditya malah nemukan banyak kejanggalan yang bikin dia ngak yakin sama argumen dari dua pihak. Adi yakin itu bukan hantu, apalagi Radha yang gila. Apa sich yang sebenarnya terjadi?? Bisa ngak Adi menyingkap misteri ini????
Selama menonton film ini penonton ditantang untuk ikut memecahkan misteri yang ada. Bumbunya adalah komedi, thriller, musik yang bagus, serta akting jempolan para pemainnya, menjadikan film ini sangat disarankan untuk ditonton. Sang sutradara, Priyadarshan, mengajarkan kita untuk melihat masalah dari dua sudut pandang yang berbeda, budaya dan ilmiah. Kolaborasinya bagus bangetz!! Gosipnya, Bhool Bhulaiyaa merupakan remake sebuah film India selatan, dan Priyadarshan mampu mengulang kesuksesan versi aslinya dengan caranya yang khas.
Chori ChoriPatah hati coz ditolak cintanya sama Pooja, Ranvir Malhotra secara kebetulan ketemu sama Khushi yang kekanak-kanakan. Ranvir nunjukin sama Khushi gambar sebuah rumah yang jadi impiannya sebelum akhirnya mereka berpisah. Khushi yang dipecat dari pekerjaan dan diusir dari rumah kontrakan oleh bosnya akhirnya dapat ide untuk ngambil kesempatan tinggal di rumah setengah jadi milik Ranvir untuk sementara. Gak disangka-sangka Khushi yang ngaku-ngaku sebagai istrinya malah dapat semua kemudahan selama di Shimla, dia bahkan diterima hangat sama keluarga Malhotra. Ranvir yang tiba-tiba datang ke Shimla jadi kaget banget and marah sama ulah Khushi. Tapi, Pooja yang malah cemburu berat ngeliat mereka jadi kesempatan Raj yang minta Khushi tetap bersandiwara sebagai calon istrinya.
Ini adalah film komedi romantis pertama Ajay Devgan yang khusus berpasangan sama Rani Mukherji (sepupu istrinya). Meski temanya rada standar komedi romantis Bollywood, tapi film Chori Chori gak terlalu jambu. Alur ceritanya malah rada kayak serial drama Korea, manis and menggelitik. Setting of placenya diambil di Shimla and bener-bener memperlihatkan nuansa Shimla yang natural. Sayangnya, film ini gak sukses walau ceritanya bagus. Kabarnya coz sang produser kehabisan uang selama produksi yang ngalangin mereka buat gencar promosi. Tapi gak usah khawatir, gak sukses gak berarti gak bagus kan??? Filmnya Milan Luthria ini teteup muaniss kok buat ditonton. So Sweeeeeeeeet dech!!
HulchulDuh duh, syusyah juga ya kalo dua keluarga bermusuhan and diturunkan ke generasi berikutnya. Di masa lalu, Balram (Jackie Shroff), kakak tertua Jai (Akshaye Khanna) jatuh cinta sama ibunya Anjali (Kareena kapoor). Alhasil terjadilah aksi culik menculik. Jelas neneknya Anjali, Laxmi Devi yang gak terima berusaha misahin mereka. Akibat kecelakaan yang gak disengaja and kesalahpahaman, ibu Jai terbunuh di pesta pernikahan orangtuanya Anjali yang dilakukan secara paksa. Ini bikin ayah Jai (Amrish Puri) bersumpah kalo semua anak laki-lakinya gak akan pernah menikah untuk selamanya. Hulchul, dimainkan sama Akshaye Khanna sebagai Jai and Kareena Kapoor sebagai Anjali yang pura2 saling jatuh cinta cuma demi membalas dendam kehormatan keluarga yang terhina, tapi mereka malah kecemplung jatuh cinta beneran. Terus, gimana donk???
Mungkin fenomena semacam ini emank banyak terjadi di India kali ya?? Tapi kemasan film yang satu ini menggelitik banget. Kayaknya Mr. Priyadarshan sengaja mengambil semua aspek yang umumnya ada di film2 Bollywood untuk dimasukkan di film Hulchul. Ada aksi adu fisik ala Akshay Kumar tahun 90an, cinta tanpa restu ala Aamir Khan sampe komedi rakyat ala Priyadarshan sendiri (hehee...). Sama seperti semua film2 Priyadarshan. Ngambil setting ala kota kecil di India, Hulchul dikemas penuh dengan kehebohan dan banyak bintang komedi kayak Paresh Rawal, Shakti Kapoor, dan Arshad Varsi yang muncul di dalamnya. Film komedi sarkas yang sebenarnya banyak mengandung pesan moral and kritik sosial ini emank pantas banget kalo sukses banget di tahun 2004. Dialog plus adegan komedinya yang ringan dan natural bikin film ini FRESH dan sangat menghibur buat ditonton kamu yang suka ketawa.
TaalManav (Akshaye Khanna) pulang dari Amrik ke kampungnya di Shimla. Di sana dia jatuh cinta sama Mansi (Aishwarya Rai-Bachan), putri seorang musisi tradisional yang disegani. Tapi perbedaan status sosial bikin ayahnya Manav gak ngasih restu sama hubungan mereka. Kecewa setelah ditolak and diusir sama keluarga besarnya Manav waktu berkunjung ke Mumbay, Mansi and ayahnya lantas ketemu sama Vikram Kapur yang juga seorang musisi. Dia ngenalin mereka dan ngajak gabung sama studio musiknya. Bersama, mereka ngadakan pertunjukkan2 musik spektakuler keliling India. Kebersamaan ini akhirnya bikin Vikram jatuh cinta sama Mansi. Jelas Manav musti berjuang keras supaya bisa ngembalikan cintanya Mansi lagi.
Harus diakui, kalo tema ceritanya memang rada basi, tapi kelebihannya ada pada bagaimana film dibuat. Kemasannya lebih ditekanin di bidang musik. Secara kan film yang disutradarai sama Subhash Ghai ini juga ditanganin langsung sama Javed Akhtar yang jelas2 musisi kenamaan di Bollywood. Musik and tarian gak ditampilkan secara biasa melainkan dibuat jadi semacam pertunjukkan yang berbau teatrikal. Buat kamu yang punya toleransi gede sama musik campuran antara tradisional and kontemporer, dijamin bakal suka sama film ini. Lagunya bagus2 and gambarnya juga gak ngecewain.
Salam E Ishq (a tribute to love)Film ini jelas2 dibuat kelewat mirip sama versi aslinya, Love Actually. Cerita tentang pasangan suami istri Anil Kapoor-Juhi Chawla yang dilanda isu perselingkuhan, Salman Khan-Priyanka Chopra yang pura-pura pacaran demi popularitas, John Abraham yang berusaha ngembalikan ingatan istrinya (Vidya Balan) yang hilang, Akshaye Khanna-Ayesha Takia yang gak kunjung menikah, terus ada si supir taksi yang jatuh cinta sama cewek bule penumpangnya (Govinda-Shannon Vera), plus satu pasangan gak penting Sohail Khan-Isha Koppikar yang pengantin baru.
Film ini kental banget nuansa Bollywoodnya. Hampir keseluruhan syutingnya diambil di Inggris. Warna-warna cerah and tarian masal mendominasi tampilannya. Mata penonton disejukkan juga sama penampilan multi staters yang ada. Tapi gak sedapnya adalah, rumor yang beredar bilang kalo film ini gagal total. Maybe it’s b’coz mereka dah mengorbankan banyak budget untuk membayar pemain, and syuting di luar negeri, sementara oplah yang didapatkan dari biaya yang jor-joran gak bisa ngembalikan modalnya. Ini jadi bukti kan, gak selamanya bertaburan bintang bikin sebuah film sukses. Tema and orisinalitas berperan banget, secara penonton sekarang jauh lebih cerdas daripada dulu.
Chandi Chowk goes to ChinaAkshay Kumar is back! Kali ini beraksi sebagai Siddu, si tukang potong kentang dari kota Chandni Chowk - India. Bosan sama hidupnya yang gak berkembang, Siddu akhrinya terpengaruh sama bujukan guru spiritual ngaconya, Chopstick (Sumpit), supaya pergi ke China. Di sana sudah ada sekelompok orang desa yang menunggu dan menganggap kalo dia merupakan reinkarnasi dari Liu Sheng, penjaga desa mereka di masa lalu. Meskipun kini lahir kembali sebagai orang India, masyarakat desa percaya kalo Siddu bisa menyelamatkan mereka dan berharap Siddu bisa membantu mereka mengalahkan Ho Jo yang sudah memperbudak mereka selama ini. Pertemuannya sama Sakhi (Deepika Padukone) yang juga harus pergi ke China membawa dia ke dalam petualangan berbahaya sekaligus menggelitik di mana dia juga ketemu sama Sakhi yang kali ini malah bernama Suzy. Siapa Sakhi yang sebenarnya? Kenapa dia nyamar jadi cewek tionghoa segala ya???
Chandni Chowk to China adalah film besutan sutradara Nikhil Advani yang naskahnya ditulis Shridhar Raghavan dan Rajat Aroora, sementara produsernya yakni Ramesh Sippy dan Mukesh Talreja. Setting of placenya dilakukan di India dan China. Film ini lucu banget, kalo dipikir2 kayaknya Akshay Kumar emank lebih cocok main film komedi daripada film2 seriusnya yang seringkali malah biasa2 aja. Chandni Chowk to China diedarkan oleh Warner Bros Pictures dan mendulang sukses di seluruh dunia.
8 x 10 TasveerGimana ya rasanya kalo punya indera ke enam alias cenayang. Bisa jadi beban atau anugerah. Itu yang dirasain sama Jai (Akshay Kumar). Kehilangan saudara kembarnya secara tragis sewaktu dia masih kanak-kanak malah bikin Jai yang setelah dewasa bekerja sebagai polisi hutan di salah satu kota kecil di AS bisa ngeliat masa lalu hanya lewat sebuah foto. Dia sering banget diminta orang untuk bantu nyelesaikan problem mereka. Tapi masalah yang sebenarnya muncul setelah kematian ayahnya karena kecelakaan misterius. Jai yakin sepenuhnya kalo ayahnya dibunuh dan dia berusaha mencari tahu sementara semua orang bilang kalo idenya itu gila. Dan satu2nya orang yang meyaksikan kecelakaan itu malah takut waktu ketemu dia. Kenapa saksi mata itu mati bunuh diri gak lama setelah ketemu Jai? Kenapa ada orang yang berusaha membunuhnya? Siapa pembunuh yang sebenarnya? Apakah itu rekan2 bisnis ayahnya, atau bahkan ibunya sendiri yang ternyata selingkuh sama salah satu rekan ayahnya? Kenapa dalam penglihatannya, Jai ngeliat dirinya sendiri sebagai penyebab kematian sang ayah?? Banyak amat ya pertanyaannya, nah itu dia yang patut dicari tau!
Film tegang besutan sutradara Nagesh Kukunoor dan di produksi sama Percept Picture Company ini layak banget buat ditonton. Selama nontonnya, dijamin gak ada adegan joged2 (better gitu kali ya? Kalo sampe ada joged2 gimana coba, gak jadi tegang kan? :P). Di sini Akshay Kumar berpasangan sama Ayesha Takia yang aktingnya gak sia-sia. Meskipun umur mereka terpaut jauh banget, tapi tetep cocok. Setting of placenya berlatar belakang kota kecil di AS yang menambah kesan misterius. Intriknya digarap dengan bagus, so banyak kejutan plus misteri yang bisa didapat sama penonton, bahkan adegan mengharukan di akhir cerita. Poko’nya, perlu dech nonton film ini. Okey!!
Joodha AkbarHrithik Rhoshan dan Aishwarya Rai-Bachan memainkan peran sebagai Raja Jalalluddin Muhammad Akbar dan Ratu Jodha Bhai. Berkisah sejarah dari abad ke 1526-1858 M pada saat Dinasti Mughal berkuasa di India. Sepeninggal ayahnya, Maharaja Humayyun, Jalalluddin Muhammad (1556-1605 M) diserahi tugas meneruskan cita2 para pendahulunya untuk menyatukan seluruh India dibawah kekuasaaan Mughal. Dan impian yang tinggal selangkah lagi itu nampaknya dapat diwujudkan jika mereka mampu menaklukkan kerajaan Rajput yang notabene menguasai banyak kerajaan kecil di India. Demi menghindari adanya pertumpahan darah serta kelangsungan kekuasaannya, Raja Rajput kemudian bersedia tunduk dibawah Mughal dengan syarat bahwa Raja Jalalluddin mau menikahi putrinya. Banyak kalangan konservatif yang menentang ide ini, karena putri Jodha yang beragama Hindu, mereka berspekulasi bahwa ini hanyalah pernikahan politis yang bertujuan melemahkan Mughal. Namun demi ambisinya, Jalalluddin akhirnya bersedia meskipun perlu waktu lama baginya untuk menaklukkan hati sang istri yang sebenarnya menentang pernikahan paksa itu. Kehadiran Jodha ke istana tentu saja tidaklah mulus. Kisah cinta Jodha-Akbar diwarnai banyak intrik politik serta perebutan kekuasaan.
Walau bersetting sejarah dinasti Mughal, film Jodha Akbar sebenarnya gak sepenuhnya fokus sama sisi sejarah layaknya film Brave Heart. Film malah lebih kental sama nuansa romantika cinta dua sejoli. Yach tentu aja kali ya? Judulnya aja udah Jodha-Akbar, bukan The Legend of Jalalluddin Muhammad Akbar (hehehee...). Tampilannya amat W.A.H demi mendapatkan kesan apik tentang kejayaan dinasti Mughal masa itu, baik dari segi seni dan budaya (lumayan). Tapi baiknya kalo penonton sehabis nonton film ini mencari tahu lebih banyak soal sejarah Mughal India, coz penggambaran film ini gak sepenuhnya objektif atau jujur sama beberapa fakta sejarah era Jalalluddin Muhammad Akbar(penulis agak menyayangkan). Musiknya tentu aja kental banget sisi tradisionalnya, tapi jangan kuatir, bagus2 kok. Yah, buat kamu yang emang suka drama, bakal suka sama kisah cinta yang sangat romantis ini. Siap-siap aja sama long-long durationnya.
HungamaHidup di Mumbay yang keras memaksa Anjali (Rimi Sen) dan Nandu (Avtab Shivdasani), si pekerja serabutan, pura-pura jadi suami istri supaya bisa tinggal di rumah kontrakan milik Tuan Popat yang cuma nerima mereka yang udah berkeluarga alias maried. Anjali yang sangat perlu kerja kemudian berusaha minta pekerjaan sama Tn Radhesam Tiwari (Paresh Rawal) yang kaya raya. Sehabis di usir istri Tn Tiwari yang cemburu dan nekat tetap nunggu Tn Tiwari keluar, dia ketemu sama Jitu (Akshaye Khanna). Setelah gagal dapat kerja di urmah Tn Tiwari, Anjali nyoba lagi ngelamar kerja di sebuah toko elektronik milik Jitu. Jitu yang mengira Anjali anaknya Tn Tiwari akhirnya ngasih dia pekerjaan itu, and bahkan PDKT segala. Diwarnai banyak kesalahpahaman bikin jalan ceritanya menggelitik. Ada Nyonya Tiwari yang cemburu sama Anjali, Tn Tiwari yang ngira istrinya selingkuh sama Jitu, and Tn Kachra yang ngira anaknya bertunangan sama anak Tn Tiwari padahal ngak. Ini nich akibatnya kalo semua orang gak mau apa adanya and punya kebiasaan suka bohong. Berabe kan jadinya. Untung gak ada korban jiwa segala, yang ada malah acara kesetrum bareng yang bikin ngakak. Tapi ngomong2, siapa ya yang akhirnya dapetin cintanya Anjali. Jitu ato Nandu??? Kalo Erline sich mungkin pilih Nandu kali ya, tapi kalo Nurul sich milih Jitu aja dech. Hehee..
Film ini juga disutradari sama om Priyadarshan. Kalo kamu dah nonton beberapa filmnya pasti mulai kenal dech sama gayanya yang khas. kayaknya jalan cerita di atas deket banget sama kehidupan sehari-hari kita. bayangin aja, banyak loh orang yang suka panas hatinya, padahal pemicunya cuman gara2 salah paham doank. atau ada juga orang2 yang egois n pengen cepet kaya tanpa kerja (termasuk kami nich kalo bisa. hehee). nah, fenomena2 macam ini yang sebenernya coba diangkat sama film Hungama. tapi alih-alih ngambil sisi seriusnya, Priyardshan lebih milih ngeliat situasi ini dari sisi lucunya. Well, Hungama juga melambungkan nama Rimi Sen sebagai pendatang baru di Bollywood. Oh ya, Hungama artinya adalah Kehebohan
The ProducersYash ChopraDia produser yang berani modal budget gede hampir disetiap filmnya. Film2 produksi om Chopra adalah jaminan mutu kalo pengen nonton film dengan gambar-gambar yang bagus meskipun kadang tema and alur ceritanya gak terlalu bagus atau malahan ada yang jiplakan. Tapi Yash Chopra itu produser yang pintar ngeramu tema contekan jadi beda coz warna Bollywoodnya yang kental abis. Ada lagi nilai plusnya, Yash Raj film gak kalah sama Real Madrid yang bertabur bintang2, nah rumah produksinya selalu majang bintang-bintang terkenal walau film2nya yang mostly berbau romantisme kadang rada standar atau kurang bagus. Meskipun begitu, rumah produksi mereka juga punya banyak film2 yang keren kualitasnya. Rumour has it, Salman Khan gak pernah mau main buat rumah produksi ini coz isu yang gak jelas (penulis masih nyari tau, hehee..) Contoh; Dilwale Dulhania Le Jayenge, Fanaa, Mohabbatein, Saathiya.
Yash & Karan JoharNah, film2 mereka sebenernya gak beda-beda amat sama yang dibuat rumah produksi Chopra; tema film yang rata-rata melulu kisah cinta, musik bagus, gambar bagus, dan bertabur bintang terkenal, kecuali ada sedikit judul yang film yang temanya beda macam film Kaal and Qurbaan. Makanya orang sering nyebut dua rumah produksi ini Chopra and Johar Camp. Karan Johar lebih dulu jadi sutradara and yang produser malah bokapnya, Yash Johar. Sekarang Yash udah meninggal, digantikan sama Hiroo Johar, kakaknya Karan. History has it, Karan Johar dulunya pernah jadi asistennya Aditya Chopra. So, pas bikin film dia banyak ketularan gaya Dinasti Chopra sampe sekarang. Salah satu film fenomenal Karan Johar di tahun 2010 adalah My Name is Khan. Film ini mungkin dibuat berdasarkan pengalaman Shah Rukh Khan pribadi yang pernah berjunjung ke AS di tahun 2009 and diinterogasi sama polisi setempat selama 60 menit, just b’coz namanya mirip sama nama daftar teroris yang sedang dicari pemerintah AS (kejam banget kan…, nama boleh beda donk, tapi masa’ mereka gak ngenalin the King Khan Bollywood sich! Wekwekwkk...). Contoh film lainnya; Kuch2 Hota Hai, Kal Ho Naa Hoo, Dostana, Kabhi Alvida Na Kehna, Kabhi Kushi Kabhi Gham.
Mahesh & Mukesh Bhatt (The Bhatt Brothers)Bhatt brothers punya ciri yang relatif beda sama kebanyakan produser film Bollywood, khususnya Chopra and Johar Camp. Why? Coz,, mereka bukan tipe produser yang cuma jualan gambar and filmnya juga minim joged-joged. Tapi mereka termasuk dua orang yang berani memproduksi film-film bertema and beradegan beda dari umumnya film2 Bollywood. Tapi, ada sayangnya nich. Tema-tema film mereka banyak juga yang jiplakan film2 Hollywood, eventhough gak semuanya. Jaminan mutu mereka ada di musiknya yang bagus-bagus. Konon kabarnya di India sana, saingan terberat mereka di kategori musik adalah Yash and Johar Camp. Bhatt brothers pernah bermasalah sama badan sensor di India coz dianggap sering menampilkan adegan yang dianggap vulgar buat ukuran India (macam Indonesia juga lah), tapi akhirnya rumah produksi ini justru jadi pendobrak coz yang lain pada ngikut (resensi ini ditulis secara objective. Bukan artian penulis pro vulgarisme). Pendobrak di sini maksudnya, banyak rumah produksi lain yang sekarang mulai memperbaiki mutu tema film2 mereka. However, we have to confess, dengan tema jiplakan and dianggap vulgar, film2 mereka emank layak banget di tonton. Vulgarisme mereka gak sekedar trik marketing macam film2 ‘gak penting yang akhir2 ini menjamur di negara kita, tapi jadi inti cerita yang penting (bukan adegan mubazir gak penting dengan pemain gak penting di judul film yang gak penting pula, hahahaa…). Sebenarnya, tema film2 mereka lebih nekanin ke thrillernya (tegang). Contohnya; Zeher, Gangster, Footpath.
Vidhu Vinod ChopraKalo dengar nama produser yang satu ini sering dikira masih ada hubungan sama klannya Yash Chopra. Padahal cuman namanya doank yang sama. Dia punya karakter yang beda banget sama Yash Chopra dalam film2 yang diproduksi. Produser ini termasuk lebih idealis dari yang lain2. Idealismenya gak cuma di segi tema yang orisinil tapi juga kombinasi pemilihan pemain yang unik, musik bagus (walau less comersil among youths), plus di saat pilihan lokasi syuting di luar India sedang trend di Bollywood, Chopra yang satu ini justru pede sama lokasi syuting dalam negerinya yang ditonjolkan di banyak filmnya. Meski idealis, gak berarti film2nya kurang komersil, malahan film2 mereka ini yang dibilang film bagus, gambar bagus, pemain bagus, cerita juga bagus, and sukses luar biasa. Ferfecto! Sementara banyak rumah produksi lain yang berpikir idealisme bikin film gak laku, malah sebaliknya buat Vidhu Vinod Chopra ini bawa hoki sekaligus mendulang pujian kritikus. Contohnya; 3 (three) Idiots, Munnabhai M. B. B. S, Lage Raho Munnabhai.
The DirectorsPriyadarshanPriyadarshan adalah sutradara kenamaan India yang kadang2 juga bisa jadi produser. Hampir tema2 film Sir Ji yang satu ini mudah dicerna dan menyentuh. Selalu ngambil topik kisah sederhana tapi bernilai besar yang inspirasinya datang dari keseharian dan budaya masyarakat India kebanyakan. Priyadarshan selalu bisa menggambarkan nuansa India dan culture masyarakatnya yang kental tanpa kepura-puraaan alias natural bangetz. Dan dia juga gak pernah lupa untuk selalu menyelipkan selera humor yang kental di semua filmnya. Nonton film2nya Priyadarshan rasanya kayak nonton masyarakat India langsung. Jangan lupa pesan moralnya juga bagus. Contoh: Bhagam Bhag, Billu Barber, Hulchul, Bhool Bhulaiyaa, Hungama,
Eiitss, ini belum selesai nich. Just wait kelanjutannya. To be continued...C U in PART TWO yaa,,,